Dikisahkan suatu hari seorang Madura akan melakukan perjalanan dengan pesawat terbang. Ketika panggilan boarding telah tiba, dia pun masuk ke pesawat dan kemudian memilih tempat duduk yang dia sukai.
Tak lama berselang ada seorang penumpang lain
yang masuk pesawat dan bermaksud untuk duduk di kursi yang sedang diduduki oleh sang Madura tadi. Setelah memeriksa kembali tiketnya dan yakin bahwa dia tak salah kursi, maka penumpang itu pun bertanya kepada penumpang Madura tadi..
Penumpang: “Maaf, Pak. Kursi bapak nomor berapa? Yang Bapak sedang duduki itu nomor kursi saya..”
Madura: “Loh, Sampeyan sapa?!”
Penumpang: “Saya juga penumpang seperti Bapak..”
Madura: “Eloh, sama2 penumpang kok mau ngatur2! Saya nggak mau pindah!”
Merasa kesal, penumpang tadi mengadukan permasalahannya kepada salah seorang pramugari. Pramugari tersebut kemudian menghampiri penumpang Madura tsb..
Pramugari: “Maaf, Pak. Bisa saya lihat tiketnya?”
Madura: “Ini ni, tiket saya!”
Pramugari: “Maaf ya, Pak. Tempat duduk Bapak di sebelah sana, bukan di sini..”
Madura: “Loh, Sampeyan ini sapa?!”
Pramugari: “Saya pramugari di sini, Pak..”
Madura: “Pramugari itu apa?!”
Pramugari: “Pramugari itu yang melayani para penumpang pesawat..”
Madura: “Lha wong cuman pelayan aja kok mau ngatur2 saya! Saya ndak mau pindah!”
Pramugari yang pusing kemudian melapor kepada pilot karena merasa tak mampu meng-handle penumpang unik itu. Pilot pun kini langsung turun tangan...
Pilot: “Maaf ya, Pak. Bapak salah tempat duduk. Mestinya Bapak duduknya sebelah sana..”
Madura: “Sapa lagi sampeyan ini??!”
Pilot: “Saya pilot pesawat ini, Pak”.
Madura: “Pilot itu apa?!”
Pilot: “Yah, sederhananya yang ngemudikan pesawat..”
Madura: “Lah ini lagi, Sopir kok mau ngatur saya! Pokoknya saya mau duduk disini!!”
Penumpang, pramugari dan pilot pun dibuat bengong dengan sikap penumpang yang satu ini. Speechless, nggak tahu mau ngapain lagi.
Tapi dalam bengong tersebut, ada seorang penumpang dengan blangkon khas Jawa nya yang kebetulan dekat situ dan dari tadi menyaksikan kegagalan usaha ketiga orang sebelumnya untuk meminta penumpang madura tadi pindah dari kursinya. Penumpang Jawa itu kemudian beranjak dari kursinya mendekati penumpang madura tadi..
Jawa: “Nyuwun sewu, Pak. Bapak mau turun dimana?”
Madura: “Madura...!”
Jawa: “Oh, kalau yang turun di Madura duduknya sebelah sana, Pak”
Madura: “Oh gitu, toh? Ya udah saya takpindah kesana. Makasih ya, Mas!”
Akhirnya masalah pun teratasi dengan kebijaksanaan cara komunikasi penumpang Jawa itu.