Thursday, September 17, 2009

Muwaddaa’Ya Syahru Ramadhan

… Ya Allah, Engkau jadikan bulan Ramadhan bulan yang istimewa, yang Engkau muliakan Dia dari semua bulan. Engkau pilih ia dari semua zaman dan masa. Engkau lebihkan ia dari semua waktu (lainnya) dalam setahun, dengan al-Qur’an dan cahaya yang Engkau turunkan di dalamnya, dengan keimanan yang Engkau tingkatkan di dalamnya, dengan puasa yang Engkau wajibkan di dalamnya. Dengan bangun malam yang engkau gemarkan di dalamnya,
dengan malam Qadar -- yang lebih dari seribu bulan -- yang Engkau agungkan di dalamnya. … Maka kami berpuasa atas perintah-Mu pada waktu siangnya, kami bangun dengan bantuan-Mu pada malam harinya, mempersembahkan diri kami dengan puasa dan shalat-malamnya ….

Melalui itu, kami memperoleh pahala-Mu. Kau kaya dengan apa pun yang diinginkan dari-Mu. Kau pemurah dengan apa yang diminta dari karunia-Mu. Kau dekat dengan orang yang berusaha mendekati-Mu.

Tiba-tiba bulan ini meninggalkan kami pada akhir waktunya, pada batas jangkanya, pada akhir lintasannya. Kami ingin mengucapkan selamat tinggal padanya. … (dia) yang menyedihkan kami perpisahan dengannya, merisaukan dan mendukakan kami kepergiaannya.

Kami sampaikan salam bagimu wahai bulan Allah yang agung, wahai hari raya para kekasih-Nya. Salam bagimu wahai waktu termulia yang menyertai kami. Wahai bulan terbaik di antara semua hari dan saat. Salam bagimu bulan yang di dalamnya harapan didekatkan, amal disebarkan. Salam bagimu sahabat yang paling bernilai ketika dijumpai, dan paling menyedihkan ketika ditinggalkan. Kawan yang ditunggu, yang menyedihkan perpisahan dengannya. … Salam bagimu wahai jiran, yang bersamanya hati melembut dan dosa berkurang. Salam bagimu penolong yang membantu kami menghadapi setan, dan memudahkan bagi kami jalan-jalan kebaikan.

Salam bagimu, betapa banyak orang yang terbebas (dari dosa-dosa) di dalammu. Betapa bahagianya orang yang menjaga kesucianmu … Salam bagimu, betapa banyak dosa yang kamu hapuskan. Betapa banyak aib yang kamu tutupi. Salam bagimu, betapa panjangnya hari-harimu bagi pendosa, betapa agungnya kamu bagi orang yang beriman. Salam bagimu bulan yang tak tertandingi oleh hari-hari mana pun. Salam bagimu bulan yang di dalamnya sejahtera segalanya. Salam bagimu duhai yang pershabatannya tidak dibenci. Duhai yang pergaulan dengannya tidak tercela. (Kami panjatkan) salam (kesjahteraan) bagimu sebagaimana kau datang kepada kami membawa berkah. Dan kau bersihkan kami dari noda-noda cela.

Salam bagimu wahai yang tidak ditinggalkan karena (kami) kesal (padamu), tidak pula puasamu ditinggalkan (karena kami bosan).

Salam bagimu duhai yang dicari sebelum waktunya, yang ditangisi sebelum kepergiannya. Salam bagimu, betapa banyak kejelekan yang dipalingkan karenamu. Betapa banyaknya kebaikan dilimpahkan kepada kami karenamu. Salam bagimu dan bagi malam Qadar yang lebih baik dari malam seribu bulan. Salam bagimu, betapa senangnya kami kepadamu kemarin, betapa rindunya kami kepadamu besok. Salam bagimu dan bagi keutamaannya yang sekarang ditepiskan dari kami, dan bagi keberkahan yang sekarang ditanggalkan dari kami. …

Ya Allah, bagimu segala pujian, di tengah pengakuan akan keburukan (kami). Dan kesadaran akan kelalaian (kami). Bagimu, dari lubuk hati kami yang paling dalam, dari lidah kami, permohonan maaf yang paling tulus. Berilah kami, dengan segala kekurangan yang menimpa kami di bulan ini, pahala yang menyampaikan kami kepada kemuliaan yang diharapkan, dan berbagai macam kebahagiaan yang dirindukan. Pastikan bagi kami ampunan-Mu, dalam kekurangan kami dalam memenuhi hak-Mu di bulan ini. Sampaikan dengan sisa umur kami, kepada bulan Ramadhan yang akan datang.

Taqabbal, Yaa Kariim …

(Cuplikan Do’a Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin)

Sunday, September 6, 2009

Makan Bersama Nabi

Setibanya Nabi dan sahabat2nya di suatu tempat dan turun dari kendaraannya, mereka berencana untuk menyembelih seekor kambing dan membuat sate untuk dimakan bersama.
Seorang sahabat berteriak: "Aku yang akan menyembelih kambing itu."

Sahabat yang lain menjawab: "Aku yang akan mengulitinya."

Sahabat yang lain lagi berkata: "Aku akan memasaknya."

Rasulullah SAW menyahut: "Aku akan mencarikan kayu2 kecil di padang pasir."

Semua sahabat segera berkata: "Ya Nabi Allah! Biarlah anda duduk. Kami akan melakukan semua pekerjaan ini dengan senang hati.”

Kemudian Nabi SAW berkata:“Aku tahu kalian akan melakukan semuanya. Tapi Allah tidak suka melihat orang yang melihat dirinya berbeda dengan orang lain, sedangkan ia berada di tengah2 mereka.”

Nabi pun pergi ke padang pasir dan memunguti kayu-kayu kecil yang kering sesuai dengan kebutuhan.

Allahhumma Sholli alaa Muhammad wa aali Muhammad.[undzurilaina]

Doaku terjawab sudah..

Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah agar dapat kupecahkan.

Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir.

Ketika kumohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk dapat kuatasi.

Ketika kumohon kepada Allah cinta, Allah memberiku orang2 bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yang kuminta, melainkan aku menerima segala yang kubutuhkan.

Doaku terjawab sudah.
(Imam Ali bin Abi Thalib, salamullah alaihi)