Seorang Ayah tertunduk malu di hadapan Rasulullah SAW...
“Ya Rasulullah, inilah ayahku yang telah beberapa kali mencuri hartaku!”, ujar si anak melaporkan ayahnya pada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melihat ke arah sang ayah, kemudian berkata, “Apakah benar demikian, wahai Ayah?”
Dengan wajah tertunduk, sang ayah menjawab, “Wahai Rasul Allah, tanyakan kepadanya, Bahwa aku hanya mengambil secukupnya untuk menafkahi aku, ibunya, dan saudara ibunya. Aku tidak mengambil sesuatu yang lebih”.
Wajah ayah itu masih tertunduk malu bercampur sedih dan kecewa.
Rasulullah SAW memandang wajah sang ayah, kemudian berkata lagi, “katakanlah apa yang ingin kau katakan pada anakmu”.
“Tidak ada, wahai kekasih Allah”, jawab Sang Ayah.
Rasulullah SAW tahu bahwa ayah tersebut ingin mengucapkan sesuatu kepada anaknya, lalu berkata lagi, “Wahai, Ayah. Katakanlah apa yang ingin engkau katakan.”
“Setiap saat Allah menunjukkan kepadaku untuk menambah keyakinanku pada mu, wahai Rasul. Engkau tahu apa yang ada dalam hatiku”, lanjut sang Ayah.
Sang Ayah pun kemudian mengucapkan sebuah syair buat anaknya:
Anakku,
Aku berikan padamu makan sejak kamu dilahirkan,
aku bimbing dirimu sejak kecil,
aku selalu memerhatikanmu sampai kulupakan diriku,
kalau suatu malam engkau sakit, aku gelisah, aku tak bisa tidur, seakan aku yang sakit sebelum engkau merasakan sakitmu.
Aku benar2 takut kalau kematian saat itu datang menghampirimu. Sebenarnya aku tahu bahwa mati itu ketentuan Allah. Karena itu aku selalu menangisi dan merintihkanmu.
Tetapi ketika engkau sudah besar.
Di masa dimana aku harapkan engkau dapat berbuat baik kepadaku. Ternyata engkau balas budiku dengan kekerasan dan kekasaran. Seakan2 kamu yang selalu memberikan kebaikan kepadaku, bukan aku.
Anakku, kalau engkau tidak lagi mau melihat dan membalas aku sebagai orang tuamu, sebagai ayahmu. Cukuplah perlakukan aku sebagaimana layaknya tetangga memperlakukan tetangganya.
Mendengar ungkapan Sang Ayah ini, Rasulullah SAW sontak bangun dan memegang leher si Anak, kemudian berkata, “Anta wa Maaluka li abiika..!”.Kamu dan hartamu milik Ayahmu!