Berikut ini informasi tentang website "Islam Indonesia" tersebut. Selamat Datang, Ahlan wa Sahlan "Islam-Indonesia", salam Ukhuwah dan semoga sukses.
Tentang "Islam Indonesia" (http://islam-indonesia.com/tentang-kami)
Kita sering mendengar hadits Nabi SAW bahwa “Al-Islamu
ya’lu wa lâ yu’la ‘alaih”, bahwa Islam adalah tinggi dan tidak ada yang
lebih tinggi atasnya. Seharusnya dengan mengikuti Islam sebagai yang tertinggi
dibanding sistem nilai manapun, maka pengikutnya juga semestinya menjadi yang
tertinggi, terhebat, tersukses dan segala “ter” lain yang baik. Tapi bagaimana
realitas kondisi muslimin yang kita lihat di berbagai tempat dan belahan dunia?
Secara agak ekstrim, yang kita lihat justru seringkali sebaliknya, kondisi
muslimin sering kita lihat sebagai yang terbelakang, tergagal, terkorup dan
banyak lagi “ter” lain yang buruk. Sehingga beberapa kalangan sering
mengungkapkan bahwa Islam adalah agama terbaik dengan penganut terburuk. Para
penganut Islam seolah-olah seperti orang yang berdiri di pinggir airport yang
hanya dapat menyaksikan pesawat-pesawat “islami” take-off dan
terbang tinggi sementara ia tetap berada di bawah dan hanya dapat melihatnya
dari kejauhan. Lantas kita pun bertanya dimana sebenarnya letak kesalahannya?
Apakah Islamnya yang memang sudah tidak lagi ya’luwa la yu’la ‘alaih atau penganutnya saja yang tidak dapat
menerapkannya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendapatkan responnya
secara beragam dari berbagai kalangan. Kalangan liberalis kemudian meresponnya
dengan mengatakan bahwa memang Islam nya sudah tidak lagi sesuai dengan zaman
sehingga perlu banyak direvisi. Kalangan literalis berusaha untuk tetap
mempertahankan keyakinan bahwa Islam adalah yang terbaik dan tidak ada yang
lebih baik darinya, namun tidak memiliki konsep yang memadai untuk menjawab
tantangan-tantangan yang ada seperti seorang yang berteriak “pokoknya Islam
adalah yang terbaik” sambil menutup matanya terhadap kondisi di
sekelilingnya. Bahkan tak jarang sebagian dari kelompok-kelompok tersebut
diatas mempertontonkan radikalisme untuk memproklamirkan bahwa hanya
kelompoknya lah yang benar, dan yang lain adalah sesat dan menyesatkan yang
karenanya pantas untuk diperangi dengan segala cara.
Penggunaan radikalisme dalam menyikapi perbedaan ini
belakangan ini terlihat makin marak terjadi di negeri Indonesia tercinta
ini. Radikalisme yang –sedihnya— mengatasnamakan agama yang sejatinya
diturunkan tak lain sebagai Rahmat bagi seluruh alam semesta. Benar-benar
sebuah demonstrasi sempurna mengenai kebenaran pernyataan al-Islam
mahjubun bi al-Muslimin, bahwa cahaya indahnya Islam itu tertupi oleh kaum
Muslimin sendiri.
Lebih ironisnya lagi, hal seperti ini terjadi di Indonesia,
sebuah negara yang memiliki sejarah panjang dalam menjunjung tinggi keragaman
dan bahkan dengan gagah bersemboyan, Bhineka Tunggal Ika.
Melihat kenyataan-kenyataan yang menyedihkan itu, kami terdorong
untuk berbuat sesuatu walau kecil untuk berusaha mengkampanyekan pesan
Rasulullah saw sendiri bahwa khairul umuri ausatuha, sebaik-baik urusan itu
yang ditengah-tengah. Kami berusaha sekuat daya untuk mengkampanyekan islam
yang tidak liberal ataupun literal, islam yang sejuk, islam yang sejauh mungkin
sejalan dengan tujuan Rahmat bagi seluruh alam semesta, Islam yang menghargai
perbedaan, Islam yang menghargai ke-bhineka-an, Islam Indonesia.
Misi yang menjadi alasan dari keberadaan Islam-Indonesia
adalah sbb:
1. Mendorong
penguatan persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyyah) di Indonesia khususnya
dan dunia pada umumnya
2. Mendorong terciptanya suasana
toleransi beragama dengan berdasarkan saling memahami atas perbedaan-perbedaan
yang ada
3. Memfasilitasi umat
Islam di Indonesia untuk saling bersinergi dalam berbagai hal positif demi
kejayaan Islam dan Muslimiin.
Kami yakin bahwa dengan mempererat persaudaraan, menciptakan
suasana toleransi serta saling bersinergi dalam berbagai hal positif dapat
mendekatkan kita pada Islam di Indonesia yang damai nan cemerlang, Islam yangya’lu
wa la yu’la alaih, Insya Allah. Dan islam-indonesia hadir
untuk memberikan kontribusi positif untuk mewujudkan itu, BismiLLahi
ar-Rahman ar-Rahim.