Monday, June 11, 2012

Seminar Sehari Prospek Dan Problem Persatuan Islam Indonesia.

Seminar ini diselenggarakan oleh Lembaga Studi Agama dan Budaya Indonesia (LSABI), berlangsung pada Sabtu, 19 Mei 2012 dan bertempat di Hotel Bumi Wiyata Kota Depok Jawa Barat.

Dengan diikuti oleh sekitar lebih dari 250 peserta yang umumnya terdiri dari para utusn berbagai pesantren dan ormas Islam, khususnya dari Jakarta dan Jawa Barat, seminar dimulai pukul 09.00 wib.
Sesi pertama menghadirkan salah-satu fungsionaris PBNU, Prof. Dr. KH. Masdar F. Mas’udi dan salah-satu guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amtsal Bahtiar. Setiap nara sumber diberikan kesempatan menyampaikan paparannya selama 30 menit dan kemudian dilanjutkan dengan forum diskusi serta tanya-jawab. Dalam sesi ini, KH. Masdar  mengupas Urgensi Persatuan Umat , dan Dr. Bakhtiar mengulas tema Belajar Dari Tarikh Untuk Membina Persatuan Umat.

Dalam sesi kedua, para peserta seminar diajak kembali membuka Sejarah Madzhab-Madzhab Dalam Islam yang disampaikan oleh Prof. Dr. Rosikhon Anwar, M.Ag, Guru Besar Tafsir dari UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Beliau  meneguhkan keyakinan, yang dijelaskan oleh KH. Mukhtar Adam, pimpinan pondok pesantren Al Qur’an Babussalam Bandung yang bicara dalam sesi yang sama,bahwaikhtilaf dalam Umat sebagai rahmat, sebagaimana judul presentasinya.

Pukul 13.30, seusai sholat dhuhur dan makan siang, seminar dilanjutkan dengan. tema Hambatan Dalam Pembinaan Persatuan Umat Islamyang disampaikan oleh KH. Jejen, salah-satu pimpinan Thoriqot Asia Tenggara yang berkedudukan di Selangor, Malaysia. Adapun tema Prospek Persatuan Umat Islam di Indonesia yang sedianya akan disampaikan langsung oleh ketua Umum PP. Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddinyang kebetlan sedang berada di Kosovo, digantikan oleh Sekretaris PP. Muhammadiyah, yakni Dr. Mu’th. Beliau berusaha menyakinkan peserta seminar akan keniscayaan adanya perbedaan-perbedaan di kalangan umat,yang sudah seharusnya dihadapi dengan sikap toleran dan elegan.

Seusai sholat Ashar dan coffe break, seminar dilanjutkan dengan pembentukan forum yang diharapkan mampu mendukung upaya-upaya persatuan umat. Pada awalnya digagas upaya pembentukan Forum Ulama Indonesia Bersatu (FUIB).. Namun, setelah melalui diskusi yang cukup hangat, akhirnya disepakati pembentukan Forum Silaturrahmi Umat Islam Indonesia (FSUII) (Rumusan mengenai Forum ini dapat dilihat di sini).. Alasan perubahan dari gagasan awal adalah perlunysa memastikan keterwakilan ulama Islam dari berbagai daerah. Selanjutnya, gagasan tentang pembentukan Forum Ulama Indonesia Bersatu ini dapat digodok dan dopersiapkan dalam pertemuan-pertemuan yang akan diselenggarakan oleh FSUII di wakti dekat.

Sebagai penutup, dibahas gagasan perumusan semacam resolusi terkait pentingnya persatuan dan kerukunan umat Islam di Indonesia, sebagai tindak lanjut hasil-hasil diskusi dari sesi-sesi sebelumnya. Pada akhirnya, peserta secara aklamasi menyetujui dikeluarkannya semacam deklarasi yang disebut dengan nama Risalah Depok, yang diilhami oleh Risalah Amman -- sebagai hasill konferensi Islam internasional dengan tema ’Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern’ 4-6 Juli 2005 di Amman, Yordania yang dihadiri ratusan pemuka Islam dari puluhan negara Muslim--.[undzurilaina]