Saturday, March 22, 2008

Renungan Maulid Nabi


“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keselamatan) bagimu, amat kasih dan penyayang terhadap orang-orang mukimin”.


Ya Rasulullah...
Ya Rasuulullaaaaah......Yaaaaa Rasuuuuuulullaaaaaaaaaaaaaah....
Assalamu ’alaika Ya Rasulullah....

Salam bagimu Ya Rasulullah, dari pecinta terpisah sejarah. Salam bagimu ya Nabi Allah, dari perindu yang terhalang waktu. Inilah kami, yang mengaku sebagai umatmu. Yang kebanggaannya adalah menisbatkan diri kepadamu. Yang dikala terhimpit memohon kepada Tuhan dengan menyebut namamu. Yang berharap istighfar kepadaNya disambung dengan maafmu.


Inilah kami ya Rasulullah, pecinta tak tahu krama, perindu tak tahu malu. Ingin kami sampaikan kepadamu beban yang menghimpit kalbu kami, derita yang memasung dada kami. Di mana-mana ya Rasul, kami saksikan umat saling cakar berebut benar. Di mana-mana Ya Rasul, sudah hilang rasa peduli, tak tersisa lagi empati, tak ada lagi harga diri.....

Ya Rasul, kami termangu tak berdaya ketika saudara kami porak poranda. Kami luluh tak bersuara, ketika saudara kami dibantai dianiaya. Kami terpaku tak bergerak, ketika kemungkaran dan kezaliman semakin banyak...

Bukankah kami ini umatmu Ya Rasulullah....tapi mengapa lidah ini tak berdecak, tangan ini tak bergerak, dan hati ini tak lagi tersentak..jantung ini tak berdetak....

Padahal dahulu, dengan derita demi derita, engkau teladankan semua itu pada kami, engkau angkat mereka yang tertindas, engkau peluk mereka yang terhempas, engkau tolong mereka yang terzalimi. Sungguh, begitu berat bagimu melihat umatmu menderita...

Engkaulah Ya Rasul, awal dari semua perjuangan, pemimpin mulia, penegak agama akhlak dan cinta. Dengan itu engkau sampaikan pesan Tuhan...

Wahai Aku, engkau dan kita semua yang mengaku ummat Muhammad..
Dengarkan dengan cermat...
Jeritan jutaan bayi yang hampir sekarat..
Desah napas mereka yang makin berat..

Lihat,
Bayi-bayi kehausan yang tubuhnya mencair seperti lilin..
Karena orang tua mereka tidak mampu membeli susu..
Dengarkan,
Langkah-langkah kaki gontai jutaan pegawai..
Yang pulang ke rumah karena terpaksa di PeHaKa

Lihat,
Mata mereka yang redup kehilangan harapan..
Yang memandang masa depan tanpa kepastian..
Dengarkan,
Jerit berulang-ulang dari para korban penyiksaan..

Lihat,
Ratusan juta rakyat Indonesia yang membanting tulang..
Dengan penghasilan yang terus menerus berkurang..
Mereka membayar mahal barang, jasa, dan pajak..
Untuk menyelamatkan harta para perampok dan pembajak..
Apakah Anda akan membiarkan..
Bayi-bayi mati, para penganggur hancur, orang-orang kelaparan, korban-korban penyiksaan dan penculikan makin banyak berjatuhan?

Bangkitlah, wahai para pengaku Umat Muhammad
Sumbangkan jiwa ragamu
Untuk mengubah dunia menjadi penuh Kasih Sayang
Sebagaimana tujuan diutusnya Nabi kita Mulia
Menjadi Rahmat bagi Sekalian Semesta

Wa maa arsalnaka illa Rahmatan lil ’alamiin...
”Dan tidak Aku utus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi Rahmat bagi seluruh sekalian alam” (QS. 21:107). [undzurilaina]


No comments:

Post a Comment