Tuesday, March 19, 2013

Perang Cyber, Amerika Serikat dan Instruksi Obama

sumber: Manajemen-TI (sebelumnya juga dimuat di detikcom)


Sejak dahulu kala, perang digunakan manusia sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dan motif perang bermacam-macam. Sejarah membuktikan bahwa teknologi amat mempengaruhi bentuk dan metode dari perang tersebut. 
Dahulu perang memestikan para pihak berhadap-hadapan adu senjata saling membunuh. Perkembangan teknologi persenjataan memungkinkan perang bisa dilakukan tanpa berhadap-hadapan lagi. Dampaknya perang dengan model seperti ini menjadi jauh lebih mematikan. Teknologi juga memperluas domain dari perang. Ruang cyber sering disebut juga sebagai domain perang kelima, selain darat, laut, udara, dan ruang angkasa.

Ancaman yang terdapat pada perang di domain ini cukup kompleks, banyak bentuknya dan juga tak kalah bahayanya. Seiring dengan semakin intensifnya penggunaan teknologi informasi pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, maka tingkat kerawanannya pun ikut membumbung tinggi.

Masih ingat Stuxnet? Virus yang dilaporkan pada 2010 ini dapat mengganggu proses industri dan bahkan menghancurkan equipment fisik yang digunakan. Bagaimana caranya?
Virus worm itu mengubah informasi kondisi dari peralatan yang digunakan industri untuk selalu menunjukkan bahwa semuanya berjalan normal. Sehingga hal ini akan mengelabuhi operator yang memonitor kondisi semua peralatan sehingga akhirnya peralatan pun bisa jebol. Virus yang awalnya didesain untuk menyasar industri energi nuklir Iran ini sebenarnya dapat menginfeksi pula untuk industri-industri lainnya yang mempunyai kemiripan, bahkan termasuk industri milik pengirimnya sendiri. Dan beragam serangan jenis lain yang makin sering kita temui. Korbannya maupun pelakunya tidak pandang bulu. Siapapun mungkin menyerang maupun diserang. Bisa oleh amatir, bisa profesional. Bisa oleh individu, bisa oleh kelompok bahkan negara. [baca selanjutnya]