Wednesday, May 30, 2007

Hidup IS Perjuangan

Siapakah orangnya di dunia ini yang tidak pernah susah? Siapakah orangnya di dunia ini yang tidak pernah menemui masalah? Siapakah di dunia ini orangnya yang tidak pernah merasakan kegelisahan? Jawabannya pasti tidak ada. Cobalah masuk ke setiap rumah orang, pasti kita akan mendapatinya mereka sering mendapatkan masalah. Apakah itu karena anaknya, istrinya, suaminya, orang tuanya, hartanya, kebutuhan yang tidak terpenuhi, kesehatannya, ketuaannya, dll. Selalu saja setiap orang dalam hidupnya menemui masalah demi masalah, keresahan demi keresahan.

Sesungguhnya, Kami menciptakan manusia untuk mengatasi kesukaran (QS.Al-Balad: 4).

Inilah makna dari keadaan manusia, ia berada dalam kabad, ”kesukaran, penderitaan, kerja keras dan cobaan”. Kabad juga dapat diartikan sebagai ”hati (liver)”, dimana tugas hati adalah terus-menerus menderita untuk membersihkan darah. Kewajibannya adalah bekerja keras tanpa henti.

Keadaan manusia adalah keadaan yang kacau dan bingung, dan untuk mengatasinya ia harus terus menerus berjuang. Tidak ada jalan lain untuk menghilangkannya selain ia harus berjuang. Melarikan diri dari masalah itu tak akan dapat menghilangkan masalah, bahkan akan menimbulkan masalah baru di atas masalah yang sudah ada.

Maka berusahalah (dengan bersemangat) untuk mendaki jalan naik yang curam (aqabah). (QS. Al-Balad: 11)

Kita ingin hidup kita senang dan bahagia, happy ending? Maka, ayo bersemangatlah kita untuk mendaki aqabah (jalan menaik yang curam). Kita akan menikmatinya setelah kita berhasil sampai di puncaknya.

Dan apakah jalan naik yang curam (aqabah) itu? (QS. Al-Balad: 12)

Jalan yang mendaki tersebut dijelaskan pada ayat-ayat selanjutnya, yang intinya kira-kira adalah kita mesti membebaskan belenggu kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang lain, membantu disaat orang lain sedang kesusahan, menolong orang yatim, orang miskin dan berkekurangan. Kemudian setelah itu surat tersebut menjelaskan pula bahwa kita mesti saling nasehat menasehati untuk selalu bersabar, bahwa hidup ini memang naik dan turun, ada pasang dan surutnya, maka kita diminta untuk saling menasehati untuk senantiasa bersabar dalam hidup. Disamping itu juga diperlukan untuk saling menasehati untuk saling mengasihi sesama. Saling menasehati untuk mempunyai empati terhadap orang lain yang sedang berkesusahan.

Itulah jalan yang mendaki itu. Bersiaplah kita untuk mendakinya dengan penuh semangat.

Mereka itu, apabila mereka beriman, adalah orang-orang yang di akherat kelak beruntung menerima kitabnya dengan tangan kanan (ashaab al-maimanah), yang berarti bahwa mereka ditetapkan masuk surga.

Jadi hidup ini memang harus selalu berjuang, Kawanku. Kalau sebuah atom saja tidak bisa dilihat kalau ia tidak berada dalam keadaan bergerak secara tidak beraturan, maka bagaimana mungkin makhluk yang paling menakjubkan dan kompleks ini (kita, manusia) berharap untuk selalu dalam kondisi yang statis tanpa dinamika? Berada dalam kondisi statis mutlak itu tak ubahnya laksana sebuah batu, mati. [undzurilaina]

No comments:

Post a Comment