Thursday, April 19, 2007

Tobat...Tobat


Alkisah pada jaman Dinasti Abbasiyah, hiduplah seorang bernama Bisyr. Pada masa itu Bisyr ini terkenal sebagai seorang durjana yang gemar maksiat. Segala hal maksiat dia lakukan, dari mulai minum khamr, zina, judi, dll. Mungkin kalau orang jawa dia itu dibilang sudah khatam Molimo. Pendek kata Bisyr adalah seorang pendosa yang terkenal pada masa itu.


Pada suatu malam, lewatlah Imam Musa Kadzim di depan rumah Bisyr. Beliau mendengar suara2 musik, cekikikan ketawa laki dan perempuan dari rumah yang beliau lewati tersebut. Kebetulan pada saat itu, salah seorang pembantu wanita Bisyr tersebut keluar dari pintu rumah Bisyr dengan maksud untuk membuang sampah di depan rumah. Melihatnya, Imam Musa Kadzim memanggil wanita tersebut:


Imam MK: "Hai Fulanah, saya mau tanya apakah pemilik rumah ini merupakan seorang merdeka (hurr) atau budak ('abd)?"

Pembantu Bisyr: "Pemilik rumah ini adalah seorang merdeka.."

Imam MK: "Oh, Pantas! Kalau dia seorang budak, pasti dia akan takut kepada majikannya.."


Kemudian Imam Musa Kadzim melanjutkan perjalanannya, dan si pembantu tadi pun kembali masuk ke dalam rumah Bisyr. Ketika masuk, sang majikan yang sedang duduk dikelilingi oleh teman2 maksiatnya, bertanya kepada si pembantu tadi: "Hai! kenapa kamu lama sekali di luar, kenapa? apa yang terjadi?!". Pembantu tadi pun menceritakan pertemuan singkatnya dengan Imam Musa Kadzim tsb kepada Bisyr. Seketika, Bisyr menjadi gemetar dan lantas berlari keluar rumah dan mengejar Imam Musa Kadzim. Akhirnya Bisyr berhasil mengejar Imam Musa Kadzim, kemudian berkata sambil menangis dihadapan Imam: "Lima puluh tahun aku hidup tidak merasa bahwa aku ini seorang hamba Allah. Maka saksikanlah wahai Imam, mulai detik ini aku bertaubat dan tidak akan mengulangi segala larangan Allah dan menjalankan segala apa yang di perintahkan-Nya".



Mulai saat itu, Bisyr berubah menjadi seorang muslim yang taat. Dia kemudian dipanggil orang dengan sebutan Bisyr al-Hafi (orang yang tidak pakai sandal), karena kebiasaannya tidak pernah memakai sandal semenjak dia bertobat. Ketika ditanya mengapa engkau tidak pernah memakai sandal, wahai Bisyr? Maka Bisyr pun menjawab: "Karena waktu aku bertaubat dulu, aku tidak memakai sandal. Aku ingin seluruh hidupku selalu ingat saat-saat yang indah itu!"

Taubat memang sering kali membutuhkan tekad, momen dan kata-kata yang menggugah. Kalau kita lihat dari kisah di atas, Imam Musa Kadzim tidak banyak mengeluarkan kata-kata, cukup menanyakan tentang apakah ia orang merdeka atau budak. Cukup. Tapi kata-kata tsb ternyata membuat Bisyr seperti ditampar dan akhirnya tersadar untuk bertaubat. Teman saya pernah bilang ke teman yang lain, bertobatlah sebelum orang sekelilingmu yang bilang ke kamu: Tobaaat...Tobaaat!!

Bandung, 2007 Jan 08.

No comments:

Post a Comment