Monday, October 29, 2007

Mengunjungi Negeri Sengketa Israel-Palestina Jelang Konferensi Damai (1)

"Interogasi" hingga Menit Terakhir sebelum Boarding

Israel didukung Amerika Serikat siap berdamai dan berbagi wilayah yang dicaploknya dengan Palestina. Namun, melihat kenyataan geografis dan sosiologis di Jerusalem maupun Tepi Barat, komitmen itu bisa jadi hanya angan-angan belaka.

TOFAN MAHDI, Tel Aviv

"I’m a member of Israeli intelligence. I’m working for very secret thing, even I don’t know what I’m doing." (Saya anggota intelijen Israel. Saya bekerja untuk sesuatu yang sangat rahasia, sampai-sampai saya

sendiri tidak tahu apa yang saya kerjakan). Joke tersebut tertulis di sebuah t-shirt yang dijual di emperan toko di Old Jerusalem.

Jika kita pernah menonton film The Man Who Captured Eichmann atau Munich, kita bisa melihat betapa canggih dan mengerikan teknik operasi Mossad, badan intelijen Israel untuk urusan luar negeri.

Adolf Eichmann, mantan perwira menengah Nazi yang mengubah identitas dan melarikan diri ke Argentina, ditangkap lewat operasi intelijen yang rapi oleh Mossad. Eichmann yang didakwa bertanggung jawab atas tewasnya orang-orang Yahudi di kamp konsentrasi Auswich, Polandia, akhirnya diterbangkan, diadili, dan digantung di Israel.

Di film Munich, kita melihat kekejaman dan darah dingin Mossad membunuh tokoh-tokoh PLO (Front Pembebasan Palestina) yang dituduh menjadi otak pembunuhan atlet-atlet Israel dalam Olimpiade Munich, Jerman, pada 1972.

Mossad bukan satu-satunya badan intelijen Israel. Ada intelijen untuk urusan dalam negeri yang disebut Shin Bet, intelijen militer Irgun, hingga intel-intel "swasta" seperti Haganah, Lehi, Palmach, dan lain-lain. Sebagai negara Yahudi yang didirikan di tengah-tengah negara Arab, Israel merasa selalu terancam.
Dengan alasan itu, mereka membangun sebuah sistem dan organisasi militer serta intelijen yang sangat kuat.

Saya beruntung bisa berkunjung ke wilayah Israel. Mes ki berangkat atas undangan sebuah LSM Yahudi, yaitu Australia/Israel and Jewish Affairs Council (AIJAC), perjalanan ini sudah sepengetahuan Duta Besar Palestina di Jakarta Fariz N. Mahdawi. Dubes Palestina tidak keberatan, apalagi wilayah-wilayah Palestina juga dikunjungi.

Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Tel Aviv, karena memang Indonesia tidak mengakui eksistensi negeri Zionis itu. Jika mau ke Jerusalem, bisa terbang ke Amman, ibu kota Jordania (negara Arab terdekat yang punya hubungan diplomatik dengan Israel), lalu dilanjutkan melalui jalur darat. Jalur ini banyak dilalui biro perjalanan wisata rohani di Indonesia.

Namun, untuk ke Tel Aviv, pilihannya tinggal lewat Singapura atau Bangkok. Jawa Pos sendiri terbang lewat Bangkok sekaligus untuk mengurus visa. Hanya ada satu maskapai yang melayani penerbangan Bangkok-Tel Aviv, yaitu maskapai penerbangan nasional Israel, El Al. Frekuensinya juga cukup tinggi: dua hari sekali.

El Al adalah maskapai dengan prosedur pengamanan paling ketat di dunia.
Proses chec k in hingga boarding memakan waktu tiga jam. Ada empat kali security check sebelum kita menginjakkan kaki ke kabin El Al. Penumpang dari negara-negara Arab atau muslim seperti Indonesia diperiksa lebih ketat. Bahkan, terkesan rasis, terlalu curiga, dan mengada-ada.

Teringat seorang teman (wartawan Jawa Pos Rukin) yang mau ke Sarajevo, Bosnia-Herzegovina, ditolak naik ke pesawat Austrian Airlines saat boarding di Bandara Shuvarnabumi, Bangkok, beberapa pekan lalu, saya sempat khawatir mengalami nasib yang sama.
Belum sempat melamun panjang, seorang wanita memanggil untuk giliran diperiksa. Setelah memeriksa paspor, visa, dan tiket, sebuah pertanyaan pertama yang sangat mengagetkan diajukan petugas tadi.

"Apakah Anda membawa bom di dalam tas?"
"Maaf, bom? Absolutely not," jawab saya campur kaget dan menahan tawa.

"Kalau begitu, jawab pertanyaan saya lainnya," katanya. "Bagasi Anda dikirim dari mana dan siapa yang mengepak?"

"Saya sendiri, karena kebetulan pas tidak ada orang di rumah," jawab saya dengan sedikit g urau. Namun, tak ada balasan senyum sedikit pun dari dia.

"Apakah ada orang yang menitipkan sesuatu seperti paket, surat, atau apa pun kepada Anda?" Saya jawab, "Tidak."

"Apakah tas yang Anda bawa ke kabin pesawat, selama seharian tadi atau sejak Anda terakhir memeriksa, tetap Anda bawa?" katanya. Kali ini saya langsung menjawab, "Ya."

"Oke, Anda tunggu dulu," kata petugas tersebut seraya menelepon seseorang yang ternyata atasannya.

Petugas yang tampak berpangkat lebih tinggi datang. Setelah membolak-balik paspor, visa, tiket, dan membaca surat rekomendasi dari Duta Besar Israel di Bangkok bahwa kami memang diundang khusus untuk ke Israel, baru petugas tadi mempersilakan untuk ke konter check in El Al.

Berbeda dengan konter check in maskapai lain, di konter El Al, petugas pemeriksa penumpang bukan staf lokal. Mereka adalah aparat keamanan Israel sendiri dan -ini yang juga berbeda- mereka bersenjata. Seorang teman, wartawan senior, yang juga berangkat ke Tel Aviv diperiksa lebih ketat. Ini karena di paspor tertempel visa negara-negara Arab seperti Turki, Mesir, dan Arab Saudi.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pun lebih detail. Misalnya, adakah yang mengetahui rencana penerbangan ke Israel selain yang bersangkutan, mengapa berkunjung ke negara-negara Arab, dan siapa saja yang ditemui di negara-negara Arab.

Pemeriksaan tak hanya sebelum check in. Setelah menunggu di business lounge dan siap boarding, kami harus kembali antre untuk diperiksa. Bahkan, aktivitas lima menit (di business lounge) terakhir pun ditanyakan. Prosedur biasa: paspor, visa, dan tiket ditunjukkan. Tak ketinggalan, harus melalui detektor yang sangat sensitif.

Prosedur yang tidak biasa, ini hanya diberlakukan kepada penumpang warga non-Israel, sejumlah pertanyaan kembali diajukan petugas. "Apakah selama di business lounge tadi, Anda sempat meninggalkan tas yang akan Anda bawa ke kabin, untuk beberapa menit?". Juga pert anyaan-pertanyaan lain yang tak jauh berbeda seperti yang diajukan sa at akan check in.

Tak wajar memang. Namun, jika melihat catatan sejarah, El Al adalah maskapai yang paling aman di dunia, tapi juga sering menjadi sasaran teror, baik di darat maupun saat terbang. Misalnya, pada 4 Juli 2002, enam warga Israel ditembak mati saat akan check in di konter El Al di Los Angeles International Airport AS. Kemudian pada 23 Oktober 2003, penerbangan El Al dari Tel Aviv ke Los Angeles terpaksa dialihkan karena diancam akan diledakkan di udara.

Negara Israel yang diproklamasikan sejak 1948 memang berdiri karena tank, meriam, dan jutaan tentara. Semua warga Israel dikenai wajib militer (wamil) setelah lulus dari SMA. Untuk pria, wamil minimal tiga tahun. Wanita minimal dua tahun. Jika tidak meneruskan karir di militer, mereka tetap menjadi tentara cadangan. Semua pilot di Israel adalah anggota Angkatan Udara (IAF), apalagi pilot-pilot El Al. Dalam setiap penerbangan El Al, selalu ada tentara berpakaian preman yang duduk di antara para penum pang.

Setelah hampir 11 jam terbang dari Bangkok, pesawat Boeing 747-400 El Al yang membawa kami mendarat di Ben Gurion International Airport, Tel Aviv. Welcome to Israel. Inilah negeri Yahudi yang eksistensinya di Timur Tengah masih dipersoalkan oleh negara-negara Arab dan Islam.
(bersambung)

2 comments:

  1. Pak, intelejen di israel mudah di dapatkan, apa yang ingin bapak dicari memakai intelejen sangat mudah dan biayanya ga mahal kok, Teman saya ingin mencari tempat tinggal mantan Bossnya yang bangkrut 2 tahun yang lalu dan masih hutang kepada teman saya, dalam 2 hari alamat dan detail yang dikerjakan dan rumah orang tua atau saudaranya pun dapat di ketahui, biaya yang di habiskan hanya 300 shekel.

    Untuk masalah keamanan sangat ketat sekali memang, tapi kalo bisa lebih gampang dan murah lebih baik JANGAN nail EL AL.

    saat masuk di bandara international Ben G, pemeriksaan tidak begitu ketat tetapi saan anda keluar dari israel maka pemeriksaannya lebih ketat lagi.

    Keadaan di israel tidak seperti kebanyakan orang indonesia yang tau.

    BTW saya tau karena saya tinggal di israel

    Salam

    ReplyDelete
  2. Yuk yang suka taruhan bola, gabung di 7meter.
    Layanan taruhan bola yang profesional.
    Kunjungi hanya ada di Agen Bola, Bandar Bola Online, Situs Taruhan Bola, 7meter

    ReplyDelete