Thursday, June 28, 2007

Kupotongkan Seekor Kambing

Alkisah, Dalam sebuah perjalanan, seorang badui[1] berpapasan dengan iring-iringan jenazah.

"Aku akan ikut menyalatkan jenazah ini agar kelak kalau aku meninggal orang tak akan segan-segan menyalatkan aku," katanya dalam hati.

Masuklah ia ke mesjid bersama para pelayat untuk menyalatkan orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Selesai salat, badui itu melanjutkan perjalanannya.

Pada malam harinya imam masjid mimpi bertemu mayat yang belum lama ia salatkan.

"Bagaimana keadaanmu," tanya sang imam.

"Alhamdulillah, Allah mengampuni dosa-dosaku berkat doa si badui itu."

Keesokan harinya, sang imam mencari si badui. Setelah bertemu, ia bertanya, "Apa yang kau ucapkan ketika salat jenazah kemarin, sebab aku mimpi bahwa almarhum telah diampuni dosa-dosanya berkat doamu."

"Aku tidak berdoa apa-apa, kata si Badui. "Aku hanya berkata, ‘Ya Allah sekarang dia adalah tamu-Mu, kalau ia tamuku, akan kupotongkan seekor kambing."


[1] (Badui sering di asosiasikan dengan orang yang pengetahuannya pas-pasan, hidup sangat sederhana, polos, dan jujur. Apa yang ada di hatinya, itu pula yang tampak pada raut mukanya dan terdengar lewat suaranya)

No comments:

Post a Comment