Thursday, June 14, 2007

Setan yang Kalah, Jangan Kita

Kita sama mengetahui bahwa semua manusia terlahir dalam keadaan suci (fitrah). Rasulullah SAW pernah berkata yang kira-kira artinya adalah bahwa setiap bayi itu terlahir dari perut ibunya dalam keadaan suci tanpa dosa, kedua orang tuanya lah yang akan mewarnainya dan menjadikannya yahudi, nashara atau majusi. Jadi kita semua ini terlahir dalam keadaan suci bersih.

Kemudian manusia oleh Allah diberi ”tugas” (taklif) untuk mengamalkan syariat-Nya ketika mencapai umur tertentu (berakal/baligh). Allah SWT menjelaskan pula apa dibalik setiap perintah dan larangan tersebut. Bagaimana dan apa manfaatnya kalau dilaksanakan, bagaimana dan apa konsekuensinya kalau ditinggalkan. Allah SWT mengkaruniakan pula kepada manusia akal untuk bisa menentukan jalan mana yang akan dipilihnya. Jadi manusia diberi kebebasan untuk bisa melaksanakan atau tidak melaksanakan perintah dan larangan tersebut. Allah mengharapkan kita melakukan segala sesuatu secara sadar mengenai apa manfaat dan akibat dari apa yang kita lakukan tersebut. Karena Allah dan Rasul-Nya telah menerangkan apa yang ada di balik perintah dan larangan tersebut.

”..Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS. 91:8)

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, manusia memiliki dua musuh, yaitu setan dan hawa nafsu. Keduanya berusaha mengarahkan manusia untuk melaksanakan larangan Allah dan meninggalkan apa yang diperintahkan-Nya. Sehingga kadang-kadang manusia kalah dalam menghadapi 2 musuh tersebut. Allah mengetahui akan hal itu, karena itu Allah menamakan Dzat-Nya dengan al-Ghaffar ad-dzunub (Maha Pengampun Dosa2). Supaya kita juga tidak hidup dalam keputus-asaan akibat kekalahan tersebut. Karena Allah sangat membenci orang yang putus asa.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS.12:87)

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat".(QS. 15:56)

Sehingga Allah kemudian memberi kepada kita sebuah pintu yang bernama pintu ”Taubat”. Allah telah membuka lebar-lebar pintu tersebut bagi hamba-hamba Nya yang memohon ampun kepada Nya.

Bagaimana yang dimaksud berputus-asa dalam hal ini. Salah satu contohnya, seringkali kita mendengar bisikan dalam hati: ”ah...dosa-dosaku ini nggak mungkin diampuni oleh Allah”. Nah, bisikan-bisikan seperti ini jangan pernah kita dengar. Itu bisikan setan agar kita putus asa untuk kembali ke jalan yang benar, dan terus berada dalam jalan kegelapan. Kita diperintahkan untuk terus-menerus mohon ampunan dari Allah. Allah selalu membuka pintu ampunan-Nya. Benar-benar tidak ada alasan buat kita apabila kita tidak mau memasuk pintu tersebut setelah dibuka lebar-lebar oleh-Nya.

Diriwayatkan pada zaman Nabi SAW, ada seseorang datang kepada beliau dan berkata:

Fulan: ”Ya Rasulullah, saya telah berbuat dosa kepada Allah..Bagaimana ya Rasul?”

Rasulullah SAW: ”Minta ampunlah kepada Allah”

Fulan: ”Sudah, ya Rasul. Tapi aku melakukannya lagi”

Rasulullah SAW: ”Minta ampunlah lagi kepada Allah”

Fulan: ”Sudah, ya Rasul. Tapi lagi-lagi aku melakukannya kembali”

Rasulullah SAW: ”Minta ampunlah lagi kepada Allah”

Fulan: ”Sudah, ya Rasul. Tapi lagi-lagi aku terbujuk setan untuk melakukannya lagi”

Rasulullah SAW: ”Terus Minta ampunlah kepada Allah hingga setan yang kalah, jangan kamu”.

Taubat itu berarti kembali secara sadar dari perbuatan dosa kepada ketakwaan dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Namun apabila setelah berusaha sekuat tenaga tapi tetap tergelincir, segeralah minta ampun kepada Allah. Jangan tunda-tunda lagi. Allah selalu membuka pintu taubat itu untuk hamba-hamba Nya yang minta ampun kepada-Nya. Hingga setan yang kalah, jangan kita. [undzurilaina]

No comments:

Post a Comment