Monday, June 25, 2007

Tegar

Sebenarnya kita semua mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT. Hanya saja kita sering tidak menyadari itu, sehingga kita merasa apa yang kita kuasai sekarang adalah milik kita sepenuhnya. Kesadaran seperti ini yang sering membuat kita mudah goyah akibat sesuatu yang terjadi terhadap milik kita tersebut.

Al-Quran menyebutkan:

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS. Al-Hadid: 23)

Mungkinkah manusia dapat menjadi sedemikian teguhnya, sehingga diberi atau diambil tidak ada pengaruh baginya?

Seorang karyawan bank sehari-harinya adalah menerima dan mengembalikan uang nasabah. Ketika ia menerima uang dari nasabah dan menghitungnya, ia tidak gembira. Dan ketika mengembalikan uang nasabah karena mereka menginginkannya ia pun tidak sedih. Karena ia tahu betul, ia hanya seorang yang diamanatkan memegang uang nasabah. Uang yang diterima dan dikembalikan bukan miliknya.

Mesin traktor memiliki ban yang didesain sedemikian rupa sehingga tidak masalah berjalan di daerah yang rata ataupun tidak. Namun, tidak demikian halnya dengan ban sepeda.

Sebuah burung pipit yang hinggap di dahan yang kecil membuat dahan itu bergoyang, namun bila ia hinggap di batang pohon yang besar, tidak ada pengaruh apapun padanya.

Manusia besar karena kebesaran hati yang dimilikinya tidak akan terpengaruh dengan hal-hal parsial yang terjadi dalam kehidupannya.

Pada dzuhur di hari Asyura, Sayyidina Husayn ra (cucu Rasulullah SAW yang dibantai di karbala oleh pasukan Yazid bin Muawiyyah) dapat melakukan sholat dengan khusyu’ walaupun anak panah berhamburan ke arahnya pada saat itu. Sementara kita dengan sedikit gerak, konsentrasi kita terpecah.

Mungkinkah kita menjadi sosok manusia yang begitu tegar seperti para Nabi dan Sholihiin? Jawabannya pasti IYA.

Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. (QS. 17: 19)

Yang diwajibkan atas kita adalah usaha ke arah itu secara sungguh-sungguh seraya berdoa semoga kita menjadi manusia yang tegar. Menjadi manusia yang tidak mudah goyah oleh terpaan angin-angin dunia baik yang membuat kita merana ataupun terlena. Semoga. [undzurilaina]

No comments:

Post a Comment