Tuesday, June 12, 2007

Manusia Seperti Apa?

Minggu lalu, waktu saya lagi nunggu mobil untuk pulang ke Bandung dari Airport Cengkareng, ada kejadian yang cukup mengganggu. Tepat di depan saya duduk itu ada sebuah mobil tentara (pickup tertutup atas). Nggak lama kemudian ada beberapa orang tentara datang (sebagian berpakaian preman, namun tampak jelas dari fisik dan potongannya bahwa ia juga adalah “anggota”). Rombongan tentara tadi ternyata menggandeng ”tawanan” sepasang lelaki-perempuan dengan tangan terikat. Kemudian pasangan tadi dimasukkan ke mobil yang sudah siap di depan saya tadi. Yang laki-laki, berperawakan tinggi besar dan rambut cepak. Tampak di dekat matanya ada luka yang cukup mencolok. Tidak tahu apa yang dikatakan oleh ”tawanan” perempuan itu sehingga penjaga yang mengapitnya kemudian memukul perempuan itu dengan sekuat tenaga beberapa kali. Entah apa yang dirasakan oleh perempuan itu dipukul oleh tentara yang punya tangan sebesar betis pemain sepak bola itu.

Orang yg duduk disebelahku bertanya-tanya dengan teman disebelahnya, kenapa mereka...kenapa mereka? Yang satu bilang, mungkin calo barangkali..Ah kayaknya nggak mungkin deh dia meralat. Soalnya kalau calo mestinya bukan tentara yang menangani, dan profil kedua orang itu jauh dari seorang calo. Atau kasus narkoba ya...? Terus karena penasaran kemudian mereka bertanya ke salah seorang anggota yang ikut mengawal: ”Pak...pak, ada apa sih pak? Kenapa mereka itu?”. Anggota itu kemudian menjawab: ”Ah..nggak ada apa-apa kok...”.

Akhirnya setelah beberapa lama, mobil itu pergi membawa kedua ”tawanan” tadi yang diapit oleh beberapa pengawal yang pasti bikin sesak tempat duduk di mobil itu. Ternyata ada satu orang yang tidak ikut mobil itu, dan itu tidak disia-siakan oleh 2 orang pemuda penasaran yang ada di sebelahku tadi untuk bertanya lagi:

Penanya: ”Pak...pak, tadi 2 orang laki perempuan tadi kenapa sih pak?”.

Anggota: ”Oh, 2 orang yang tadi? Itu saya yang nangkap itu..Yang laki itu anggota Kopasus lho..”.

Penanya: ”Loh! Terus kenapa dibegituin ?”

Anggota: ”Gini mas...di kami kan nggak boleh istri 2. Nah dia itu kawin lagi, itu tadi istri mudanya. Diperingatkan, eh malah lari. Akhirnya kami cari dan barusan saya yang nangkep di Pontianak. Ah nggak bener tu orang!”

Penanya: ”(Bengong aja...)”

Anggota: ”Ya udah mas, saya mau makan dulu..”

Penanya: ”oya pak, silahkan2”.

Si penanya, aku, dan orang-orang yang duduk di sekitar situ terdiam, nggak tau apa yang sedang di pikiran masing2. Kalau saya sih masih bingung apakah tindakan itu berlebihan nggak sih? Tindakan memukul2 si wanita tadi di depan umum, dll. Apakah itu tindakan yang beradab? Apakah itu memang hasil yang diinginkan dari pendidikan seorang KOPASUS.

Saya punya tetangga anggota TNI juga. Istrinya seorang berjilbab. Dia cerita kalau baru-baru ini saja dia boleh berjilbab. Sebelumnya mana boleh istri anggota TNI menggunakan jilbab. Lagi-lagi saya bertanya dalam hati, apa kira-kira maksud aturan tersebut. Apa sebenarnya yang diinginkan dari aturan-aturan seperti ini?

Dulu saya pernah bertemu dengan beberapa orang yang sedang mengikuti pendidikan calon bintara. Dia waktu itu cerita dengan sedih kalau dia sudah sekian bulan ini meninggalkan sholat. Lho, kenapa kataku. Wah, nggak mungkin bisa mas. Kita itu waktu latihan kan berkotor2 lumpur, dll. Waktu sholat cuma ada 5 menit, kalau telat hukumannya berat, dll sehingga tidak memungkinkan kita semua untuk melakukan sholat.

Lagi-lagi saya bertanya dalam hati, apa kira-kira maksud aturan tersebut. Apa sebenarnya yang diinginkan dari aturan-aturan seperti ini? Apakah yang sebenarnya ingin dicapai dengan pendidikan militer seperti itu?

Manusia seperti apa yang ingin dibentuk dengan pendidikan seperti itu?

Aku bingung, speechless! [undzurilaina]

2 comments:

  1. The effective killing machine bro ! That's for sure !

    ReplyDelete
  2. I'm afraid so, brother. Because nggak ada perang, tapi sikap selalu seperti dalam kondisi perang. Kayaknya terbayang2 terus "kill or to be killed". Kasian.

    ReplyDelete