Thursday, August 30, 2007

Menguji Seorang Ahli

Pada saat orang ramai membicarakan perlunya menyatukan bacaan Al-Quran, maka diputuskan untuk memberi tanda baca pada akhir huruf-huruf Al-Quran. Orang yang diminta untuk memberi tanda baca tersebut, tentulah orang yang benar-benar memahami tata bahasa Arab. Di antara orang itu, adalah Abul Aswad Ad-Dualy.

Namun, ketika orang memintanya untuk memberi tanda baca pada Al-Quran, Abu al-Aswad merasa keberatan. Orang-orang pun memaksanya, namun ia menolak.

Dicarilah akal untuk membuat Abul Aswad agar bersedia memberi tanda baca dalam Al-Quran. Siasat yang dilakukan, sekaligus dapat diangap sebagai suatu ujian untuk mengukur kehebatan ilmu bahasa Abul Aswad Ad-Dualy.

Maka disuruhlah seseorang untuk menemui Abul Aswad. Ketika berpapasan dengan Abu al-Aswad, seakan tidak sengaja, ia mengungkapkan firman Allah:

“…Annallaaha barii’un minal musyrikiina wa rasuulih…*)

Ayat tersebut seharusnya berbunyi:

“…annallaaha bariiun minal musyrikiina wa rasuuluh…”(QS.9:3)

(Perhatikan, perbedaan arti yang sedemikian jauh itu hanya disebabkan perbedaan membaca wa rasuuluh menjadi wa rasuulih).

Seketika Abul Aswad menjerit, “Hai, bagaimana bisa begitu. Mahasuci Allah dari berbuat begitu. Tidak mungkin Allah berlepas diri dari Rasul-Nya.”

Dan segera setelah itu, Abul Aswad menerima tugas untuk memberi tanda baca pada Al-Quran.

-------------------------------------

*) Dengan dibaca salah seperti itu, maka arti ayat di atas adalah: “Allah berlepas diri dari kaum musyrikin dan dari Rasul-Nya”.

No comments:

Post a Comment