Monday, August 27, 2007

Sabar at First Strike


Diriwayatkan pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan dari suatu tempat. Di tengah perjalanan beliau SAW mendengar jeritan-jeritan yang berasal dari sebuah rumah. Ketika melewati rumah tersebut, beliau SAW mendapati ternyata suara tersebut berasal dari seorang Ibu yang tak kuasa menahan sedih karena ditinggal mati anaknya.

Melihat itu, Rasulullah SAW setelah mengucap salam kemudian berkata kepada ibu itu: ”Sabar..bersabarlah, Wahai Ibu.”. Mendengar ucapan itu, si Ibu yang sedang bersedih itu tanpa melihat lagi siapa yang menasehati langsung bilang: ”Enak saja kau bilang begitu! Kau bisa bilang begitu karena yang mati bukan anakmu!”.

Mendengar jawaban ibu itu Rasul mulia SAW tidak marah. Beliau kemudian melanjutkan perjalanannya lagi. Rupanya dialog antara ibu dengan Rasulullah SAW tadi disaksikan oleh seseorang lelaki. Beberapa hari setelah itu lelaki tersebut mendatangi si Ibu tadi dan kemudian berkata: ”Apa jawabanmu terhadap seruan untuk bersabar dari seseorang yang datang waktu hari kematian anakmu yang lalu”. Si ibu yang tahu maksud pertanyaan itu menjawab: ”Aku bilang, enak aja kau bilang begitu! Kau bisa bilang begitu karena yang mati bukan anakmu!”.

Lelaki tersebut kemudian berkata: ”Astaghfirullah! Sangat tidak sopan jawabanmu terhadap Rasul Allah!”. Bagaikan disambar geledek, bukan kepalang terkejutnya si Ibu tadi ketika mengetahui bahwa orang yang dia hardik itu adalah Rasulullah SAW. Seketika itu juga si Ibu datang ke rumah Rasulullah SAW untuk meminta maaf.

Sesampainya di rumah Rasulullah SAW, ia dipersilahkan masuk. Kemudian Rasulullah SAW berkata: ”Apa maksud kedatanganmu kemari, wahai Ibu?”. Ibu itu menjawab: ”Aku bermaksud meminta maaf kepadamu atas ucapanku kepadamu tempo hari yang tidak sopan. Benar sekali nasehatmu ya Rasul, bahwa sebaiknya aku bersabar. Dan kini aku telah mengikuti anjuranmu untuk bersabar. Sekarang aku sabar, wahai Rasul Allah”.

Rasul mulia kemudian menjawab: ”Sabar itu adalah pada pukulan pertama.”

Yang dimaksud Rasulullah SAW dengan perkataan tersebut adalah bahwa kita dianjurkan untuk bersabar pada saat kita pertama menerima sebuah cobaan. Itulah kondisi-kondisi kritikal yang sangat memerlukan kesabaran tersebut. Setelah lewat masanya, sabar hanya berguna sebagai pelajaran untuk masa berikutnya. Akibat buruk karena ketidaksabaran kita telah terjadi dan tidak dapat kita putar ulang. Begitulah sabar yang dimaksudkan oleh Islam, sabar at first strike. [undzurilaina]

4 comments:

  1. salam kenal syed...
    afwan postingan antum ana kopi/paste ke blog ana

    ReplyDelete
  2. Silahkan aja, semoga bermanfaat. Salam kenal juga ya..

    ReplyDelete
  3. hmm... gitu ya?
    tapi bukankah orang bisa belajar dari first strike supaya lbh sabar?
    kadang at first strike, orang ga menyadari itu ujian kesabaran :

    ReplyDelete
  4. ya betul, prinsipnya memang continuous improvement. Kalau kemarin nggak bisa sabar at "first strike", semestinya dia bisa sabar pada "first strike" berikutnya pada kejadian lainnya. Karena ujian kesabaran itu biasanya paling berat pada first strike itu. Ketika kita kehilangan sang tercinta, seperti pada riwayat tsb. Atau ketika kita dimaki2 orang, disitulah kita diuji apakah bisa sabar, apakah kita bisa mengendalikan nafsu pada saat itu. Bukan sabar setelah kita membalas umpatannya, memukulnya, dsj. Setelah itu baru bilang: Ok, sekarang saya sabar..

    Setuju?

    ReplyDelete