Thursday, August 16, 2007

Cinta dan Gravitasi

Pagi tadi aku bertanya kepada istriku tercinta:

”Tahukah engkau apa yang menarikku padamu, mengikat kita semua, menciptakan stabilitas pada dunia, tak pernah menjijikkan, dan menerangi bintang-bintang di langit?”

”Cinta!”, seru istriku.

”Gravitasi,”, kataku.

”Oh, kalau begitu mari berharap Gravitasi dapat memberikan kepadamu sekotak cokelat hari ini”, jawab istriku lagi.

Melihat sedikit kekecewaan padanya, aku kemudian menjelaskan, ”Cinta itu hanya bersifat personal, gravitasi bersifat objektif dan universal.”

”Cinta itu membuat kita terbang dan berarti, bahagia dan penuh warna, memberi harapan dan manusiawi, dan cinta itu untuk hati. Gravitasi itu impersonal dan matematis, eksak dan tak pernah menyimpang, real, dan Gravitasi itu untuk akal pikiran.”, kata istriku

”Engkau telah meringkas perbedaan antara sains dan agama lebih ringkas dibanding semua penulis yang pernah aku baca”, kataku.

Kami saling berpelukan berulang-ulang, untuk kebahagiaan kami atas cinta kami sebagaimana juga atas gravitasi ketika ia tidak pernah terkonsentrasi secara ekstrim seperti reaksi nuklir yang menerangkan inti bintang, menjaga planet tetap dalam orbit dan kehidupan di dalam planet, dan membuat semuanya menjadi mungkin.


Ada sebuah kekuatan yang membuat buah apel jatuh,
Menjaga planet-planet tetap dalam orbit di atas sana,


Kekuatan yang lain membuat kami saling berpelukan,
Menghadirkan kegembiraan dan kedamaian: kami menyebutnya itu Cinta.[undzurilaina]

(
Diterjemahkan dari cerita yang ditulis oleh V. V. Raman, fisikawan India yang aktif menulis tentang sains dan agama)

No comments:

Post a Comment