Pertanyaan tersebut bisa dijawab secara sederhana sbb:
Pertama, benih yang kosong tidak akan pernah bisa tumbuh. Shalat tanpa menghadirkan hati, khusyuk, seperti benih yang kosong yang tidak bakal pernah tumbuh. Shalat akan membuat manusia menjauhi perbuatan buruk bila dilakukan dengan khusyuk. Tanpa kekhusyukan ucapan yang kita baca dan gerakan yang dilakukan tidak akan berarti.
Bila sekolah memberikan kemampuan kepada siswanya untuk tumbuh secara keilmuan, itu tidak berarti setiap yang belajar ke sekolah pasti berhasil. Seorang yang berhasil di sekolah karena belajar dengan giat dan apa yang dipelajari dipahami.
Shalat pun demikian. Bila dilakukan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam agama, ia dapat menahan seseorang dari perbuatan buruk. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Ankabut: 45).
Kedua, seorang yang melakukan shalat dan masih melakukan perbuatan keji dan mungkar, akan melakukannya lebih banyak seandainya ia tidak shalat. Karena setidaknya ia harus melakukan shalatnya dengan pakaian yang suci dan halal. Pakaian dan tempat yang dihasilkan dengan jalan halal. Dengan menjaga hukum yang semacam ini, membuat seorang yang melakukan shalat terjaga dari perbuatan dosa. Sebagaimana seseorang yang memakai pakaian putih tidak akan duduk di sembarang tempat, untuk menjaga agar pakaiannya tidak kotor. [undzurilaina]
No comments:
Post a Comment